Ipol.idIpol.idIpol.id
Font ResizerAa
  • Home
  • News
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jakarta Raya
    • Nusantara
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Si Ipol
  • Opini
  • More
    • Video
    • Gaya hidup
    • Sosok
    • Tekno/Science
    • Galeri
    • Indeks Berita
Reading: Ketua NOC Sebut Olimpiade Masa Pandemi Ubah Peta Kekuatan Negara Peserta
Ipol.idIpol.id
Font ResizerAa
Cari berita disini...
  • Home
  • News
  • Nasional
    • Jabodetabek
    • Jakarta Raya
    • Nusantara
  • Internasional
  • Politik
  • Hukum
  • Kriminal
  • Ekonomi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Si Ipol
  • Opini
  • More
    • Video
    • Gaya hidup
    • Sosok
    • Tekno/Science
    • Galeri
    • Indeks Berita
Follow US
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan IPOL.ID
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Olahraga

Ketua NOC Sebut Olimpiade Masa Pandemi Ubah Peta Kekuatan Negara Peserta

Iqbal
Iqbal
Published: 09 Aug 2021, 20:44
4 Min Read
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari. Foto: ist

indoposonline.id – Ketua Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia), Raja Sapta Oktohari, menilai peta persaingan di Olimpiade 2020 Tokyo mengalami perubahan. Hal ini dikarenakan banyak faktor yang terjadi selama masa pandemi COVID-19.

Indonesia menutup penampilan di Olimpiade Tokyo dengan menempati posisi 55 dengan koleksi 5 medali, yaitu 1 emas, 1 perak, dan 3 perunggu. Jika dilihat secara ranking, posisi Indonesia turun 9 peringkat dibanding Olimpiade 2016 Rio de Janeiro kala Indonesia mendapatkan 1 medali emas dan 2 perak.

“Jika melihat peta kekuatan Asia Tenggara, Indonesia berada di ranking dua setelah Filipina. Tapi, Indonesia memiliki potensi kenaikan posisi medali dari cabang olahraga angkat besi. Perunggu Windy Cantika Aisyah (kelas 49kg putri) berpotensi naik menjadi perak apabila peraih medali emas (Hou Zhihui, asal China) bisa dibuktikan doping,” kata Okto, sapaan karib Raja Sapta, Senin (9/8).

Lebih lanjut dikatakan, Olimpiade masa COVID-19 saat ini membuat peta persaingan berubah. Ada sebanyak 93 negara (45,15%) dari 206 peserta yang berhasil memperoleh medali. Artinya, ada peningkatan 7 negara (3,6%) dibanding Olimpiade Rio.

Selain itu, tambah Okto, ada 17 negara yang mendapatkan lompatan tajam dari Olimpide Rio. Seperti, Norwegia yang menempati ranking 20 di Tokyo dibanding sebelumnya 74 di Rio. Ada juga, Bulgaria (30 di Tokyo, 66 di Rio) dan Chinese Taipe (34 di Tokyo, 50 di Rio). Bahkan ada juga negara-negara yang sebelumnya tanpa medali di Rio, tetapi kini menempati posisi tengah, seperti Uganda (36), Ekuador (38), dan Hong Kong (49).

“Tapi ada juga yang mengalami penurunan, seperti Argentina yang sebelumnya menempati ranking 27 di Rio kiwi berada di peringkat 72. Kazakhstan yang di Rio 22 kini di posisi 83, Kolombia di Rio 23 kini menempati 66, Bahrain sebelumnya 48 di Tokyo hanya mampu berada di ranking 77, Afrika Selatan dari posisi 30 di Rio kini di Tokyo Rank 52, Ethiopia yang di Rio berada dua ranking di atas Indonesia, kini di urutan 56. Begitu juga Thailand yang di Rio 35 kini 52, berada di bawah Indonesia,” tambah Okto.

Filipina dengan hasil 1 emas, 2 perak, dan 1 perunggu. Itu sebenarnya juga memiliki target 3 emas di Olimpiade Tokyo.

Terlepas dari itu, tambah Okto, hasil Olimpiade Tokyo menjadi pembelajaran berharga bagi Indonesia. Untuk itu, Okto meminta izin kepada Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Zainudin Amali, untuk bisa mengawal proses kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.

Terlebih, tiga dari enam atlet peraih medali di Tokyo berusia kurang atau telah menginjak 23 tahun. Mereka, kata Okto, berpotensi tampil di Paris. “Sebanyak 14 orang atlet Indonesia yang turun di ada 14% atau 50% ini berusia kurang atau sama dengan 23 tahun. Dan 21 atlet atau 75% secara usia masih mungkin tampil mengikuti kualifikasi menuju Paris. Sebut saja jika Greysia dan Eko disiplin berlatih, jaga fisik, asupan nutrisi baik, pun masih punya peluang tampil lagi di Paris,” sebutnya.

Okto juga berterima kasih kepada Menpora yang telah memberikan dukungan kepada Kontingen Indonesia di Olimpiade Tokyo. Selain itu, tambah Okto, apresiasi ditujukan untuk KBRI untuk Tokyo yang telah membantu Kontingen Merah putih selama penyelenggaraaan multievent paling bergengsi edisi ke-32 ini bergulir.

Kontingen Indonesia untuk Olimpiade Tokyo dipimpin Chef de Mission, Rosan Perkasa Roeslani, berjumlah 28 atlet dari delapan cabor, yaitu bulu tangkis, angkat besi, atletik, panahan, surfing, renang, menembak, serta rowing. Selain atlet, Indonesia juga memiliki lima ITO yang bertugas di Olimpiade Tokyo, yakni 3 dari cabor bulu tangkis, 1 tinju, dan 1 loncat indah. (bas)

GN

Follow Akun Google News Ipol.id

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami
TAGGED:Ketua NOCmenporaolimpiade Tokyo 2020
Previous Article Parkir Liar Menjamur di Jakarta Utara, Sudin Perhubungan Angkut 21 Kendaraan
Next Article Pemerintah Perpanjang PPKM Level 4 hingga Senin 16 Agustus 2021
[Ruby_E_Template id="1"]
Ipol.idIpol.id
Follow US
IPOL.ID telah diverifikasi oleh Dewan Pers Sertifikat Nomor 1084/DP-Verifikasi/K/IV/2023 https://dewanpers.or.id/data/perusahaanpers Copyright © IPOL.ID. All Rights Reserved.
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Standar Perlindungan Profesi Wartawan IPOL.ID
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
Logo Ipol.id Logo Ipol.id
Welcome Back!

Sign in to your account