IPOL.ID-Dalam proses identifikasi tujuh jenazah di Kali Bekasi, Kota Bekasi, Jawa Barat, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, menemui kendala.
Karodokpol Pusdokkes Polri, Brigjen Pol Nyoman Eddy Purnama Wirawan menjelaskan, identifikasi terkendala karena kondisi jenazah yang sudah membusuk dan minimnya data pembanding.
Dalam hal identifikasi melalui sidik jari, pencocokan data postmortem dari jenazah korban sulit dilakukan karena kondisi jasad sudah mengalami proses pembusukan.
“Sidik jari sudah mulai kesulitan karena kondisi saat (jenazah) diterima sudah mulai alami pembusukan. Tapi tetap diupayakan,” ujar Nyoman saat dikonfirmasi awak media di RS Polri Kramat Jati, Rabu (25/9/2024).
Upaya identifikasi yang dilakukan melalui pencocokan data gigi juga terkendala karena data pembanding antemortem diberikan pihak keluarga korban kepada Tim DVI masih minim.
Sedangkan Tim DVI membutuhkan data pembanding gigi korban dari rekam medis pemeriksaan gigi korban semasa hidup, ataupun foto yang dapat menunjukkan kondisi gigi korban.
Hingga kini baru dua jenazah yang dinyatakan teridentifikasi berdasar pencocokan data sidik jari serta gigi, yakni Muhammad Rizky, 19, dan remaja laki-laki berinisial AD, 16.
“Dari gigi kesulitannya tidak akuratnya data gigi saat korban masih hidup. Masih diupayakan. Sudah ditanyakan (rekam medis gigi korban), namun tidak ada info atau data akurat,” jelas dia.
Nyoman mengatakan, informasi data pembanding gigi korban semasa hidup yang diberikan pihak keluarga belum memadai, sehingga sulit dilakukan pencocokan dengan data postmortem.
Informasi dari pihak keluarga seperti kondisi gigi depan korban yang keropos tidak dapat mengidentifikasi secara pasti, karena dimungkinkan ada banyak orang mengalami kondisi gigi serupa.
“Beberapa foto gigi geligi (korban semasa hidup) dalam kondisi meringis ada, bisa mengarahkan pada seseorang namun belum bisa memastikan secara spesifik,” tukasnya.
Sedangkan identifikasi melalui pencocokan data antemortem DNA dari keluarga korban dengan postmortem dari jenazah korban butuh waktu karena melalui serangkaian proses.
Namun Tim DVI RS Polri Kramat Jati memastikan tetap berupaya semaksimal mungkin dalam proses identifikasi lima jenazah yang belum dinyatakan teridentifikasi.
Tim DVI menyatakan dalam proses identifikasi terpenting adalah ketepatan bukan kecepatan, tujuannya agar jenazah diserahkan kepada pihak keluarga benar.
“DNA membutuhkan waktu meski semua sudah diambil sampel. Prinsip menentukan identitas adalah ketepatan, bukan kecepatan. Jadi kita harus betul-betul pasti,” tegas Nyoman. (Joesvicar Iqbal)


