Para peserta yang mengikuti lomba titian bambu hanya dipersyaratkan memiliki kemampuan renang, hal ini untuk mencegah terjadinya insiden ketika mereka tercebur ke Kalimalang.
Meski selama lomba petugas dari BPBD DKI Jakarta, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur, dan tim medis Puskesmas berjaga di lokasi, tapi antisipasi tetap dilakukan untuk mencegah insiden.
“Kita juga menyediakan pelampung. Tadi kita mulai kegiatan titian bambu jam 13.00 WIB, berhasil keambil hadiahnya itu 14.30 WIB. Lumayan cukup lama karena memang susah ya,” tukasnya.
Naufal menambahkan, untuk lomba titian bambu pada tahun ini peserta dikhususkan dari warga RW 04 karena keterbatasan kuota yang hendak mendaftarkan diri.
Namun penonton yang datang menyakitkan tidak hanya dari warga RW 04 saja, bahkan banyak pengendara sepeda motor sengaja menepikan kendaraannya untuk menonton lomba.
Keberadaan bazzar Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang diikuti warga RW 04 menjajakan beragam makanan dan minuman pun turut menjadi daya tarik banyaknya warga antusias menonton.
“Kalau dulu kita adakan panjat pinang per kelompok, jadi tumpuk-tumpukan untuk sampai ke hadiahnya. Kalau sekarang titian bambu (peserta) individu. Lebih seru, lebih susah,” tutup dia. (Joesvicar Iqbal)


