IPOL.ID – Syafrin, 55, bos perabot di kawasan Kanal Banjir Timur (KBT), RW 03, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, tewas di tangan putrinya sendiri berinisial K, 17.
Remaja perempuan yang secara hukum masih berstatus anak tersebut tega membunuh, lalu meninggalkan jasad Syafrin di dalam kios dengan keadaan bersimbah darah.
Padahal selama dua bulan terakhir Syafrin menyewa kios di Pondok Bambu, K dan seorang adik perempuannya yang masih berusia 15 tahun tinggal bersama dalam toko tersebut.
Ketua RW 03 Pondok Bambu, Komarudin mengatakan, merujuk keterangan pegawai kios perabot Syafrin jauh sebelum pembunuhan terjadi korban memang kerap terlibat cekcok ayah dah anak.
“Menurut keterangan karyawannya sering cekcok antara anak sama bapaknya. Karena ada uang Rp2 juta, Rp3 juta (milik Syafrin) dibawa anaknya,” ujar Komarudin di Jakarta Timur, Senin (24/6/2024).
Namun tidak diketahui pasti untuk apa uang digunakan. Berdasar informasi usai mendapatkan uang pelaku akan tidak pulang ke kios perabot untuk sementara waktu.
Baru setelah uang habis pelaku pulang ke rumah, hal ini yang membuat warga sekitar heran dengan tingkah laku K karena seolah tidak perduli dengan orang tuanya.
Terlebih beberapa waktu terakhir Syafrin dalam keadaan menjalani rawat jalan penyakit paru yang diderita, bahkan secara fisik korban tampak kurus diduga akibat pengaruh sakit diidap.
“Kalau sudah habis duit balik lagi. Menurut karyawan dan pedagang di situ kadang (anak perempuan Syafrin) suka menginap, kadang suka keluar tiga hari sampai seminggu enggak pulang,” ungkapnya.
Komarudin menambahkan, meski secara usia kedua anak tersebut masih berstatus pelajar tapi mereka sudah tak bersekolah.
Hanya saja pengurus lingkungan tidak mengetahui secara pasti penyebab kedua anak Syafrin putus sekolah. Karena korban baru dua bulan terakhir menyewa kios di RW 03 Pondok Bambu.
Kemudian secara data kependudukan dan pencatatan sipil Syafrin masih tercatat sebagai warga Kelurahan Pejaten Timur, Kecamatan Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
“Kabarnya anak-anaknya sudah enggak sekolah. Saya enggak mengenal persis karena almarhum baru dua bulan tinggal. Tapi karyawannya itu selama dua bulan ikut sama almarhum,” tukasnya.
Sebelumnya, jasad Syafrin ditemukan di dalam kios oleh seorang pedagang tisu pasar malam KBT saat hendak mengambil dagangannya yang dititipkan pada Jumat (21/6/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
Saat ditemukan jasad pria yang sudah dua bulan terakhir berdagang di KBT itu ditemukan dalam keadaan terlentang tertutupi selimut, lampu mati, dan rolling door kios digembok dari luar.
Berdasar pemeriksaan awal jajaran Polsek Duren Sawit ditemukan dua luka tusuk pada bagian pinggang, dan luka robek di telapak tangan diduga akibat korban melawan saat dibunuh.
Dari hasil penyidikan jajaran Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya Syafrin diduga dibunuh anak perempuan pertama korban berinisial KS, 17, yang kini sudah diamankan. (Joesvicar Iqbal)


