Deretan Hasil Pertemuan Vladimir Putin dan Kim Jong-un di Pyongyang, Barat Ketar-ketir!

Iqbal
4 Min Read
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Vladimir Smirno/TASS

Korea Utara juga menyelenggarakan hari libur untuk anak-anak almarhum peserta operasi militer khusus di Kamp Anak-anak Internasional Songdowon Korea Utara. “Kami sangat menghargai sikap kepedulian dan persahabatan yang tulus ini,” ucapnya.

Perputaran perdagangan antar negara secara absolut masih kecil, tetapi trennya meningkat. “Pada tahun 2023, perputaran perdagangan meningkat sembilan kali lipat, dalam 5 bulan pertama tahun ini pertumbuhannya mencapai 54% lagi,” sebut Presiden Rusia.

Masalah keamanan internasional

Masalah keamanan dan agenda internasional mendapat perhatian besar dalam pembicaraan tersebut. Rusia dan Korea Utara secara konsisten membela gagasan membangun tatanan dunia multipolar yang lebih adil dan demokratis berdasarkan hukum internasional serta keragaman budaya dan peradaban.

Moskow dan Pyongyang sepakat mengenai penyebab meningkatnya ketegangan militer dan politik. “Merupakan kebijakan konfrontatif Amerika Serikat untuk memperluas infrastruktur militernya di subkawasan tersebut,” cetus Putin.

Langkah-langkah tersebut merusak perdamaian dan stabilitas serta mengancam seluruh negara Asia Timur Laut.

Moskow menolak upaya menyalahkan Korea Utara atas memburuknya situasi. Pyongyang mempunyai hak untuk mengambil langkah-langkah yang wajar untuk memperkuat kemampuan pertahanannya sendiri, menjamin keamanan nasional dan melindungi kedaulatannya.

Pembicaraan hari ini di Pyongyang akan berkontribusi pada pengembangan lebih lanjut persahabatan dan kemitraan antara Rusia dan Korea Utara serta memperkuat keamanan di seluruh kawasan.

Kebijakan independen

Rusia dan Korea Utara menjalankan kebijakan luar negeri yang independen dan tidak menerima bahasa pemerasan. Posisi Korea Utara yang obyektif dan seimbang dalam penyelesaian Ukraina, pemahaman tentang penyebab awal krisis ini adalah konfirmasi jelas lainnya dari arah kepemimpinan Korea Utara yang benar-benar independen dan berdaulat.

Melawan sanksi Barat

Moskow dan Pyongyang akan terus menentang praktik pencekikan sanksi sebagai alat yang biasa digunakan Barat untuk mempertahankan hegemoninya di bidang politik, ekonomi, dan bidang lainnya.

Rezim sanksi Dewan Keamanan PBB yang diprakarsai oleh AS terhadap Korea Utara harus dipertimbangkan kembali. Klise-klise yang direproduksi oleh para propagandis Barat tidak dapat lagi menyembunyikan rancangan geopolitik agresif mereka, termasuk di kawasan Asia Timur Laut. (ahmad)

Share This Article