Apabila dilihat dari segmen pemilih partai, mayoritas pemilih percaya terhadap lembaga survei. Tingkat kepercayaan tertinggi diperoleh dari pemilih Partai Demokrat sebesar 92,9%, disusul pemilih Partai Gerindra sebesar 90,2%, pemilih PKB sebesar 78,9% dan PAN sebesar 77,8%.
Dari segmen tingkat pendapatan diperoleh fakta menarik, yaitu untuk tingkat pendapatan di bawah 2 juta/bulan sangat percaya/cukup percaya terhadap lembaga survei sebesar 80,7%. Justru untuk tingkat pendapatan 4 juta/bulan ke atas, tingkat kepercayaannya sebesar 74,4%. Sedangkan pendapatan menengah sebesar 2-4 juta perbulan, tingkat kepercayaannya sebesar 71,6%.
Sejalan hal tersebut, segmen tingkat pendidikan juga diperoleh fakta serupa. Untuk segmen tingkat pendidikan SD ke bawah, tingkat kepercayan terhadap lembaga survei justru tertinggi, yaitu 80,4%, disusul tingkat pendidikan SMA sebesar 78,4%, tingkat pendidikan SMP sebesar 77,9% dan tamatan D3 ke atas sebesar 60,3%.
Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat ekonomi dan pendidikan masyarakat, maka semakin kritis pula terhadap lembaga survei.
Dari segmen usia, pada tingkatan umur di bawah 30 tahun menunjukkan tingkat kepercayaan paling tinggi terhadap lembaga survei sebesar 81,5%, disusul rentang umur di atas 50 tahun sebesar 75,2%. Untuk umur 30-39 tahun tingkat kepercayaannya 73,8%. Pada usia 40-49 tahun tingkat kepercayaannya 72,9%.
Apabila dilihat dari kepemilikan akun sosial media didapatkan fakta bahwa pemegang akun Instagram adalah responden paling percaya terhadap lembaga survei sebesar 76,5%, disusul pemilik akun Tiktok dengan tingkat kepercayaan 75,2% dan pemilik akun Facebook tingkat kepercayaan 74,5%.
Terungkap juga lembaga survei nasional LSI Denny JA paling dikenal dengan 52,4%, disusul Indikator Politik sebesar 11,5%, Indobarometer 7,6%, Polltracking 6,1% dan SMRC sebesar 4%.
“Bahkan quick count lembaga survei itu pun dipercaya negara besar, sehingga sebelum ada hasil; resmi KPU, 17 pemimpin negara sudah memberikan ucapan selamat, seperti Amerika Serikat, Rusia, Inggris, dan Australia,” ungkapnya.
Turut hadir dalam kegiatan itu, Direktur Indonesian Presidential Studies, Nyarwi Ahmad. (Joesvicar Iqbal)


