Lestarikan Budaya Kuliner Khas Betawi, Destinasi Wisata Setu Babakan Punya Kerak Telor Bang Udin yang Mengedukasi

Yudha
5 Min Read
Pedagang kerak telor di perkampungan budaya betawi Setu Babakan yakni Nurseha, 52, (Isteri Bang Udin) ingin kuliner khas betawi di kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta Selatan semakin disenangi dan terus diburu masyarakat. Foto: Joesvicar Iqbal/ipol.id

Lebih jauh, Nurseha menekankan, makanan khas betawi kerak telor ini harus terus dilestarikan, maju dan berkembang. Bumbu-bumbunya yang sudah enak, jangan sampai diubah malah harus semakin enak.

“Alhamdulillah sih sejauh ini yang mencoba kerak telor bikinan saya, yang dibuatnya tidak ada komplain, selalu pas dilidah,” kata warga Tegal Parang, RT 4/4, Mampang Prapatan.

Nurseha pun kini berkembang dalam menjalankan usaha dagangan kerak telor di rumah makan betawi di RNB Setu Babakakan, Jagakarsa setiap hari. Dipinggiran bantaran pun pedagang kerak telor ada sekitar 10 pedagang. Nah, warungnya buka mulai jam 09.00 WIB-16.00 WIB dengan harga 1 porsi kerak telor, untuk telor ayam Rp 20 ribu, dan bebek Rp 25 ribu.

Namun pada hari Senin Nurseha lebih memilih untuk libur. Karena pada hari itu suka digelar workshop dan perkampungan budaya betawi Setu Babakan kedatangan mahasiswa untuk diedukasi belajar membuat kerak telor sendiri.

“Kami yang mengajarkan mahasiswa itu cara membuat kerak telor yang enak. Kalau hari biasa untuk anak-anak sekolah, sejurus akan mata pelajaran PLBJ mengedukasi cara membuat kerak telor, nah salah satunya makanan khas betawi kerak telor ini masuk di bidang pelajaran itu,” imbuhnya.

Ditanya soal kenaikan harga telor belakangan ini, apakah berdampak pada pedagang kerak telor? Nurseha mengaku, dia tidak bisa menaikkan harga kerak telor, semahalnya harga telor, pedagang kerak telor tidak bisa seenaknya juga menaikkan harga kerak telor.

“Jadi tidak masalah, karena nanti kalau kita naik harga, harga telor malah turun, kan kita gak tahu, makanya kita tidak menaikkan harga kerak telornya, biar tidak terlalu mahal yang penting dagangan lancar, kalau gak pelanggan bisa kabur,” ujar dia.

Seperti yang dikatakan Pak Marullah Matali, Deputi Gubernur DKI Jakarta, di PRJ Kemayoran, Jakarta Pusat harga kerak telor bisa mencapai Rp 35 ribu-40 ribu per porsi. Katanya beliau, lebih asyik berburu ke Setu Babakan karena harga kerak telor lebih murah di sini.

Ke depan, Nurseha pun berharap semoga makanan khas betawi kerak telor ini dapat semakin maju, usaha semakin sukses, makanan khas betawi semakin banyak disenangi, lebih diburu masyarakat.

“Karena baik kerak telor, maupun bir pletok, dodol dan ondel-ondel itu kan merupakan ikonnya betawi,” pungkas dia. (Joesvicar Iqbal)

Share This Article