“Indonesia memegang peran penting di panggung global dalam transisi energi karena memiliki kekayaan alam dan lokasi yang strategis. Dibutuhkan kolaborasi global untuk mendukung transisi energi bersih,” tegas Nicke.
Indonesia, sambung Nicke memiliki cadangan nikel terbesar di dunia yang bisa dijadikan bahan baku baterai listrik. Indonesia juga memiliki cadangan timah terbesar kedua di dunia, cadangan bauksit ke-6 dunia, cadangan tembaga ke-7 dunia dan potensi energi terbarukan mencapai 437,4 GW. Pada saat yang sama, Indonesia juga memiliki potensi CCUS hingga 400 Giga Ton.
“Pemerintah Indonesia menetapkan target Bauran Energi Terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025 dan 60 persen – 61 persen pada tahun 2060. Dengan dukungan global target tersebut bisa diraih lebih cepat dan lebih tinggi,” tandas Nicke.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina.(Yudha Krastawan)


