PPIH Siapkan Skema Badal Lontar Jumrah Bagi Jamaah Sakit dan Lansia, Gratis!

Iqbal
3 Min Read
Menag Yaqut Cholil Qoumas. Foto: kemenag

IPOL.ID – Jamaah haji telah menyelesaikan prosesi wukuf di Arafah. Mereka selanjutnya mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina.

Selama di Mina, jamaah akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik.

Menag, Yaqut Cholil Qoumas, melihat pelaksanaan wukuf di Arafah secara umum berjalan baik dan lancar. Namun, kondisi di Mina jauh lebih berat dibanding di Arafah.

Sebab, jamaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah jamaah hanya diam, di Mina ada aktivitas lontar jamarah.

“Sampai selesai wukuf, dilaporkan ada tujuh jamaah wafat di Arafah. Jika di Mina tidak dipersiapkan dengan betul, kejadian yang sama akan terulang, banyak jamaah yang tumbang, termasuk lansia. Kita tidak berharap,” kata Menag di Arafah sebelum berangkat ke Muzdalifah, Selasa (27/6).

“Kita sedang siapkan skenario agar jamaah yang mayoritas lansia ini bisa beribadah dengan nyaman tanpa harus gugur kewajiban hajinya. Sebab, di Fikih banyak alternatif. Sehingga, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya,” sambungnya.

Yaqut meminta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jemaah, agar mereka tidak memaksakan.

“Jadi yang benar-benar mungkin saja yang boleh lontar jumrah sendiri dan boleh tawaf ifadah sendiri. Lainnya, jamaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan,” tegas Mina.

“Skenarionya badal, membadalkan jamaah yang tidak mampu. Jadi intinya kita tidak mau jamaah ini dipaksakan kondisi fisiknya,” sebut Menag.

Share This Article