IPOL.ID – Untuk kedua kalinya, Indonesia tampil dalam festival budaya tahunan, World Square. Bertempat di pusat kota Pittsburgh, negara bagian Pennsylvania, acara ini bertujuan menciptakan lingkungan yang ramah bagi berbagai komunitas internasional di kota tersebut dan menampilkan beragam pertunjukan budaya dan kuliner dari berbagai negara.
Tahun ini, komunitas Indonesia membuka booth bertema, “Taste of Indonesia.”
“Kita memperkenalkan bahan-bahan grocery Indonesia seperti bumbu nasi uduk, kering-keringan, snack, juga tentu saja kita ada cendol, ada kue-kue Indonesia, seperti lapis legit, banyak sekali, sampai kue nastar juga sehingga banyak yang membeli, dan baker kita nih, namanya Martha, kewalahan. Cendolnya juga langsung habis,” kata Janni Morales, koordinator program yang mewakili komunitas Indonesia di Pittsburgh.
Cendol dan potongan kue lapis legit yang laris manis, masing-masing dihargai sekitar 5 dolar. Banyak pula yang lantas menghubungi Janni kembali untuk memesan kue nastar setelah mencicipinya di festival World Square.
Tidak hanya itu, melalui pertunjukan bertajuk “Delightful Indonesia” atau “Indonesia yang menyenangkan,” para pengunjung selama satu jam dihibur, sekaligus diperkenalkan dengan berbagai kebudayaan Indonesia.
Peragaan busana yang menampilkan berbagai pakaian tradisional dari berbagai pelosok di Indonesia, termasuk Dayak, berhasil menarik perhatian para penonton yang langsung mengajak para modelnya berfoto bersama.
Diaspora Indonesia asal Bali, Ni Putu Ayu Myra Gerhana Putri, yang membawakan tari Cendrawasih khas Bali mengaku sangat bangga akan respons positif para penonton.
“Pertunjukan budaya Indo(nesia) ini dianggap berbeda dengan khas dan keunikannya, serta dapat menginspirasi dan memikat hati mereka. Itulah kehormatan bagi saya untuk bisa semakin memperkenalkan kekayaan budaya Indonesia ke masyarakat, warga internasional di (Pittsburgh),” ujar perempuan yang akrab disapa Myra ini kepada VOA.
“Koplo in America”
Yang menjadi sorotan dalam acara kali ini adalah penampilan kelompok band dangdut koplo, RockDutters yang beranggotakan lima diaspora Indonesia di Pittsburgh. Kelompok yang mempromosikan “Koplo in America” dan baru berdiri tahun 2022 ini, membawakan beragam lagu, termasuk lagu daerah dan barat, dengan irama koplo.
“Kemarin kita bawain lagu daerah seperti lagu “Perahu Layar,” juga “Gambang Suling,” juga lagu barat, seperti lagunya Bon Jovi, dan ada lagu barat yang lain,” ujar Asih Slamet Raharjo yang akrab disapa Prabu Slamet, pemain ketipung dari RockDutters, kepada VOA.
“(Penonton) kebanyakan maju ya. Kita sambil nyanyi dan sambil berjoget, mungkin merasa unik dengan musik koplo yang kita bawain waktu itu,” tambah Prabu Slamet yang juga kerap tampil bersama RockDutters di berbagai festival budaya lokal lainnya.
Melihat warga asing ikut berjoget, para anggota RockDutters semakin antusias dalam memperkenalkan musik koplo di Amerika. Prabu Slamet memilih koplo karena menurutnya “apa pun yang dikoplokan itu pasti (membuat) orang berjoget.”
“Intinya kita jangan kalah sama genre-genre yang lain seperti musi-musik E.D.M. (red.Electronic Dance Music). Yang di (AS) mereka joget dengan E.D.M. karena udah terbiasa. Sekarang saya coba kenalkan lewat genre koplo. Mereka menyukai juga. Ada yang sembunyi-sembunyi joget juga ada,” kata Prabu Slamet sambil tertawa.
Rela Berkendara Satu Jam
Diaspora Indonesia, Erwin Slater yang hijrah ke Amerika Serikat sekitar 30 tahun lalu, rela berkendara hingga satu jam dari Ford City, tempat tinggalnya, untuk ikut menikmati dan menyemarakkan pertunjukan dari komunitas Indonesia di Pittsburgh.
Mengingat sudah lama tidak mengikuti acara-acara yang kerap diselenggarakan oleh komunitas Indonesia, ia lantas memboyong istri dan anak-anaknya ke festival World Square.
Walau pernah mengajak istrinya yang asal Amerika, dan putri sulungnya ke Indonesia bertahun-tahun lalu, Erwin mengatakan, ini pertama kalinya, istri Erwin melihat kebudayaan tradisional Indonesia.
“Putri sulung saya waktu itu masih terlalu kecil untuk mengingat seperti apa budaya (dan) keadaan (di) Indonesia,” ujar Erwin yang terakhir berkunjung ke Indonesia pada tahun 2014.
Ia mengaku menikmati berbagai kebudayaan Indonesia yang ditampilkan dalam acara ini, termasuk tarian Bali, juga lagu-lagu yang dibawakan oleh RockDutters. Acara yang membuatnya rindu akan keluarga, makanan khas tanah air, sekaligus mengembalikan kenangan masa kecil ketika masih di Indonesia.


