Menteri PUPR Berbagi Pengalaman Atasi Bencana Air dan Perubahan Iklim di HELP Special Event New York

Iqbal
4 Min Read
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menghadiri HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, Selasa (21/03) di New York, Amerika Serikat. Foto: pupr

IPOL.ID – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bersama mantan Perdana Menteri Republik Korea, sekaligus Ketua High Level Experts and Leaders Panel on Water and Disasters (HELP), Han Seung-soo menghadiri HELP Special Event: 6th UN Special Thematic Session on Water Disasters, Selasa (21/03) di New York, Amerika Serikat.

Acara ini merupakan Side Event dari rangkaian dari acara UN 2023 Water Conference yang berlangsung dari 22 hingga 24 Maret 2023.

Menteri PUPR mengatakan, berdasarkan data hidrologi yang tercatat di Indonesia, perubahan iklim dan tata guna lahan telah menyebabkan peningkatan intensitas curah hujan harian dan debit sungai secara signifikan. Sehingga memicu bencana terkait air di banyak wilayah di Indonesia.

“Secara geografis, Indonesia bukan merupakan salah satu wilayah yang dilalui oleh lintasan siklon tropis. Namun saat ini banyak siklon tropis yang terjadi di Indonesia dan secara tidak langsung berdampak pada kondisi cuaca. Kemudian, berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir dan tanah longsor di Indonesia juga mengalami peningkatan yang signifikan sepanjang 2018-2021,” jelas Basuki.

Dia menerangkan, untuk mengatasi bencana-bencana terkait air akibat perubahan iklim di Indonesia, Kementerian PUPR terus mengoptimalkan operasi 230 bendungan eksisting dengan menerapkan teknologi prediksi curah hujan dan ketinggian air untuk dapat menentukan waktu pelepasan air bendungan secara akurat.

Kemudian, mengamankan lebih banyak kapasitas bendungan untuk menyimpan curah hujan yang berlebihan dan menyerap debit aliran keluar puncak.

Menteri PUPR menerangkan, dalam optimalisasi bendungan tersebut, Kementerian PUPR juga masih menghadapi beberapa tantangan. Berdasarkan data, sebagian besar dari 230 bendungan di Indonesia memiliki kapasitas penyimpanan kurang dari 50 persen dari aliran masuk tahunannya.

Share This Article