BKSDA Maluku Lepasliarkan 10 Ekor Satwa Liar

Timur
4 Min Read
Petugas resort BKSDA Maluku melakukan pelepasliaran burung Nuri Maluku. (BKSDA Maluku/antaranews)

Satwa-satwa tersebut menjalani proses karantina, rehabilitasi, dan pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di kandang Pusat Konservasi Satwa Kepulauan Maluku di Kota Ambon.

Pemeriksaan kesehatan satwa meliputi kondisi satwa (sehat fisik dan bebas dari penyakit) serta pemeriksaan sifat atau karakter liar satwa. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa satwa-satwa yang dilepasliarkan dalam kondisi yang sehat, liar, dan bebas dari virus pembawa penyakit.

Selain pemeriksaan kesehatan, lokasi pelepasliaran juga merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Pemilihan kawasan hutan di Desa Eti Kabupaten Seram Bagian Barat sebagai lokasi pelepasliaran satwa karena kawasan tersebut merupakan salah satu habitat asli dari satwa-satwa yang dilepasliarkan.

“Lokasi tersebut dinilai sangat cocok dan aman untuk dijadikan lokasi pelepasliaran satwa karena masih terjaga kelestariannya dengan jumlah pohon dan sumber pakan yang melimpah,” tambah Danny.

Kegiatan pelepasliaran ini bertujuan untuk mengembalikan peran serta fungsi fisik satwa di habitat alaminya. Selain itu, kegiatan pelepasliaran diharapkan dapat meningkatkan populasi satwa di habitat.

“Diharapkan satwa-satwa yang dilepasliarkan ini dapat cepat beradaptasi dan berkembang biak di lingkungan barunya sehingga akan berdampak pada peningkatan populasi dan keragaman jenis satwa yang ada di kawasan hutan ini,” pungkas Danny.

Kegiatan pelepasliaran satwa ini, turut dihadiri oleh staf Direktorat Jenderal KKHSG, perwakilan dari Koramil Piru, Polsek Piru, Staf Pemerintahan Desa Eti, dan beberapa perwakilan masyarakat.

Diharapkan dengan dilakukan pelepasliaran satwa endemik Kepulauan Maluku di wilayah ini dapat menjadi contoh kepada masyarakat untuk turut serta menjaga sumber daya alam (SDA) khususnya satwa endemik Pulau Seram agar tidak punah dari habitat aslinya. (timur)

Share This Article