Inflasi DKI Jakarta Terkendali, BI Sebut Salah Satunya Imbas Pangan Murah BUMD

Farih
4 Min Read
Pj Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono memantau kestabilan harga pangan di Pasar Induk Kramat Jati. Foto: IG Heru Budi Hartono

“Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi DKI Jakarta untuk keseluruhan tahun 2022 tercatat sebesar 4,21% (yoy). Meskipun demikian, inflasi tersebut masih relatif terkendali dan lebih rendah dibandingkan inflasi nasional (5,51%, yoy) maupun inflasi provinsi lainnya di Pulau Jawa,” jelasnya.

Kelompok makanan, minuman dan tembakau pada Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 1,17% (mtm) sehingga menjadi penyumbang utama inflasi IHK DKI Jakarta dengan andil sebesar 0,25%. Inflasi pada kelompok tersebut terutama bersumber dari kenaikan harga beras, telur ayam ras, daging ayam ras, bawang merah dan minyak goreng sejalan dengan meningkatnya permintaan pada HBKN Natal dan tahun baru.

Kelompok perumahan, air, listrik gas dan bahan bakar juga mengalami inflasi sebesar 0,84% (mtm) dan menjadi penyumbang terbesar kedua inflasi IHK dengan andil sebesar 0,17%. Inflasi pada kelompok tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga pada komoditas kontrak rumah didorong oleh meningkatnya permintaan akan tempat tinggal sejalan dengan terus meningkatnya mobilitas masyarakat.

Adapun kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya juga turut menjadi penyumbang inflasi dengan inflasi sebesar 0,59% (mtm) dan andil sebesar 0,04%, yang didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan sejalan dengan masih berlanjutnya kenaikan harga emas global.

“Lebih lanjut, tekanan inflasi yang lebih tinggi di DKI Jakarta pada Desember 2022 tertahan oleh deflasi pada kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15% (mtm) yang terutama disebabkan oleh penurunan harga power bank, serta penurunan harga cabai merah dan daging sapi dari kelompok makanan, minuman dan tembakau seiring dengan pasokan yang masih terjaga,” ungkapnya. (Peri)

Share This Article