IPOL.ID – Lima hari lalu tepat sebulan peristiwa gempa Cianjur yang membuat warga dirundung kesedihan. Kejadian yang merenggut lebih dari 600 jiwa meninggal dunia dan ribuan rumah rusak itu menyisakan kisah pilu yang membekas dalam ingatan.
Namun raut wajah kesedihan itu tidak nampak hari ini. Para warga umat nasrani berbondong-bondong menyambut dengan suka cita perayaan Natal di Kota Cianjur. Senyum lebar terpancar dari setiap jemaat yang hadir pada acara perayaan Natal di Gereja Santo Petrus, Kota Cianjur, Jawa Barat, pada Minggu (25/12).
Acara keagamaan itu dilaksanakan sederhana dengan menggunakan tenda yang didirikan di depan gereja. Tampak tenda besar bernuansa biru dan putih berdiri kokoh di halaman depan pintu masuk gereja.
Pemilihan lokasi ini dikarenakan kondisi Gereja Santo Petrus yang mengalami rusak berat pascagempa. Selain itu, peniadaan kegiatan ibadah di dalem gereja juga untuk menghindari rasa trauma apabila terjadi gempa susulan yang dapat mengganggu jalannya ibadah keagamaan.
Petugas keamanan yang terdiri dari unsur TNI-Polri terlihat berjaga di pintu masuk. Setelah pintu masuk, nampak sejumlah panitia melakukan screening awal berupa pengecekan suhu tubuh, pemberian handsanitizer dan pembagian masker bagi jemaat yang tidak membawa. Hal ini dilakukan dalam rangka penerapan protokol kesehatan saat Pandemi Covid-19.
Tanpa mengurangi kekhusyukan acara, warga melaksanakan seluruh rangkaian keagamaan dengan khidmat.
Ketua panitia Natal di Gereja Santo Petrus, Intan Simarmata mengatakan, warga cukup antusias dalam perayaan Natal di tengah kondisi pascagempa.


