BMKG Sebut Belum Ada Laporan Kerusakan Akibat Gempa Banten M 5,2

Iqbal
3 Min Read
Titik lokasi gempabumi di selatan Banten, magnitudo 5,2. Gempa susulan (aftershock) juga terjadi dengan magnitudo 3,0 pada Jumat (4/2). Foto: BMKG

Gempa-gempa kuat/signifikan yang terjadi akhir ini, baik di selatan Banten maupun di selatan Jawa Timur memiliki tipe ini, yaitu intraslab earthquake.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa Banten magnitude 5,2 ini memiliki mekanisme pergerakan kombinasi geser-turun (oblique normal).

Gempa ini juga dirasakan sangat kuat di Palabuhan Ratu dalam skala intensitas IV MMI. Sedangkan di Malingping, Bayah, Cihara, Panggarangan, Ciptagelar, Wanasalam, Sukabumi, Rangkas Bitung, Cireunghas, Cikeusik dalam skala intensitas III MMI. Di Sawarna, Pangalengan, Jakarta, Tangerang, Parung Panjang dalam skala intensitas II MMI.

“Hingga saat ini belum ada laporan kerusakan bangunan akibat gempa,” katanya lagi.

Dia menambahkan, hasil pemodelan tsunami yang dilakukan BMKG menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. “Hingga pukul 17.35 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi satu kali aktivitas gempa susulan (aftershock) dengan magnitudo 3,0,” ungkap dia.

Gempa ini adalah gempa ke-6 yang mengguncang Jakarta dalam 5 tahun terakhir, yaitu: 23 Januari 2018 (M6,1) 28 Juli 2019 (M4,9) 2 Agustus 2019 (M6,9) 14 Januari 2022 (M6,6) dan gempa hari ini 4 Februari 2022 (M5,2).

“Gempa selatan Banten ini murni gempa tektonik yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda,” tutupnya. (ibl)

Share This Article