Konsumsi Produk Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia Masih Tergolong Rendah

Timur
4 Min Read
Oke Nurwan, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan dalam Dialog Kebijakan bertajuk Memperkuat Ekosistem untuk Meningkatkan Pasar Produk Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia. (Ist)

indoposonline.id – Kelapa sawit, baik secara sadar ataupun tidak, menjadi bagian atau bahan dari produk-produk yang digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Kelapa sawit memang salah satu komoditi penting Indonesia. Sayangnya, kesadaran akan penggunaan kelapa sawit yang berkelanjutan belum banyak timbul.

Pemanfaatan dan konsumsi produk kelapa sawit berkelanjutan di Indonesia masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan jumlah total produksi yang dihasilkan setiap tahunnya.

Rendahnya permintaan ini tidak hanya ditentukan oleh konsumen sebagai tujuan akhir rantai nilai produk. Industri hilir juga memegang andil dalam mendorong berkembangnya demand produk kelapa sawit berkelanjutan.

Saling berkaitan, permintaan di sisi konsumsipun dapat terus mendukung produsen untuk menghasilkan produk yang ramah lingkungan dan sosial dan menciptakan ekosistem pasar akan produk kelapa sawit berkelanjutan yang sehat. Sayangnya, belum terlihat adanya kebijakan yang secara spesifik mengatur konsumsi produk kelapa sawit berkelanjutan di dalam negeri.

“Mengembangkan sustainability terkait palm oil itu diawali di keberterimaan perdagangan sawit di dunia. Pemerintah dan stakeholders semua, pelaku usaha sawit, bahkan inisiatif awal itu datang dari industri, berkembanglah RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil). ISPO (Indonesia Sustainable Palm Oil) pun ketinggalan pada saat itu,” ujar Oke Nurwan, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kementerian Perdagangan dalam Dialog Kebijakan bertajuk Memperkuat Ekosistem untuk Meningkatkan Pasar Produk Kelapa Sawit Berkelanjutan di Indonesia, di Jakarta, Rabu (16/6).

Oke Nurwan melanjutkan, sustainable palm oil ini sudah menjadi kebutuhan dalam pengembangannya itu untuk menjawab negative impression terhadap palm oil yang berkembang di dunia.

Share This Article