Sementara terkait rencana try out untuk Mutiara/Melani ke Kejuaraan Rowing U-23 Eropa dibatalkan. Budiman menjelaskan hal ini harus diambil karena PB PODSI harus menjaga kondisi fisik atlet-atletnya sebelum turun di Olimpiade Tokyo.
“Rasanya terlalu berisiko. Sebab, mereka juga harus menjalani karantina selama 5-6 hari setelah kembali dari luar negeri. Bagi atlet, tidak latihan selama itu tentu akan memengaruhi peforma mereka. Paling jika memungkinkan mereka bisa berangkat seminggu atau dua minggu sebelum Olimpiade, tetapi itu tergantung keputusan panitia di sana,” kata Budiman.
Sementara itu, Sekjen NOC Indonesia berharap kesuksesan yang diraih para pedayung Indonesia dapat diikuti cabang olahraga (cabor) lainnya yang tengah berjuang meraih tiket Olimpiade Tokyo. Di antaranya yaitu surfing, karate, balap sepeda, dan skateboard.
“Lolosnya pedayung Indonesia menjadi kabar baik. Saya harapkan ini bisa menjadi penyemangat untuk atlet di cabor lainnya yang sedang berjuang lolos kualifikasi. Semoga kita bisa mendapat hasil terbaik sehingga atlet Merah Putih yang tampil di Olimpiade Tokyo semakin banyak,” kata Ferry.
Lolosnya Mutiara/Melani sekaligus memastikan perwakilan Indonesia yang akan turun di Olimpiade Tokyo sebanyak 18 atlet. Mereka adalah sprinter Lalu Muhammad Zohri, penembak Vidya Rafika, serta dua kuota entry-by-number yang didapat dari cabang olahraga panahan.
Sisanya merupakan perwakilan dari cabor bulu tangkis dan angkat besi. Kendati kualifikasi belum resmi ditutup, tetapi setidaknya sudah ada 11 pebulu tangkis yang masuk dalam daftar aman “Road to Tokyo”, yaitu tunggal putra Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting, tunggal putri Gregoria Mariska, ganda putra Hendra Setiawan/Mohammad Ahsaan dan Kevin Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, ganda putri Greysia Poilii/Apriyani Rahayu, serta ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviati.
Dua lainnya adalah lifter putra Eko Yuli Irawan yang akan turun di kelas 61 kg putra dan Windy Cantika yang tampil di kelas 49 kg putri. (bas)


